Tegal, Metroheadline.net – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja kembali menggelar kegiatan Sosialisasi dan Kie program Bangga Kencana. Kali ini kegiatan tersebut dilaksanakan di D’pawon Tandon, Desa Jatinegara, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten tegal, Minggu (3/9/2023).
Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Kabid Dalduk dan KS DP3KB Kab. Tegal, dr. Bening Priambudi, MM; Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, dr RR. Ratih Dewantisari; Analisis Kebijakan Ahli Madya Bihukor BKKBN, Ulil Absor, SIP; dan Anggota Komisi IX DPR RI, DR. Dewi Aryani, M.Si.
Dr. Bening mengatakan, dalam rangka pencegahan Stunting yang harus dimulai sejak remaja, pemerintah kabupaten Tegal mempunyai program Bina Remaja dan Bina Keluarga Balita. Didalam keluarga Balita tersebut, anak-anak tidak hanya diberikan imunisasi, makanan bubur dan diukur tinggi/berat badan saja, tetapi juga memantau tumbuh kembang anak.
“Resiko Stunting bisa dicegah ketika Bina Remaja dan Bina Keluarga Balita itu aktif dijalankan,” ujar Dr. Bening.
Menurutnya, kebiasaan merokok disaat masa hamil dan menyusui juga menjadi salah satu Resiko terjadinya Stunting. Oleh karena itu, ia mewanti-wanti agar mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan sebelum melaksanakan pernikahan.
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, dr RR. Ratih Dewantisari mengatakan, Bangga Kencana adalah program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana yang ditujukan untuk membangun keluarga agar menjadi keluarga yang bahagia, sakinah mawadah warahmah dan membangun keluarga hebat untuk Indonesia emas.
“Keluarga berencana itu memang ditanamkan untuk semuanya karena kita ingin membuat suatu keluarga bahagia dan mencegah Stunting.
Perlu diketahui, tambah Ratih, anak Stunting selain tidak bisa tinggi, otaknya juga tidak berkembang atau adanya kegagalan pertumbuhan kecerdasan karena pada masa 2 tahun tempurungnya menutup, sehingga pada masa tersebut mengupayakannya.
Dalam kesempatan yang sama, Analisis Kebijakan Ahli Madya Bihukor BKKBN, Ulil Absor, SIP menjelaskan, pada anak Stunting terjadi penurunan kognitif dan berpotensi mengakibatkan kematian.
“Sebanyak 45 persen kematian anak di Indonesia dipicu oleh kekurangan gizi. Oleh karena itu kita harus mencegah sejak dini,” tuturnya.
Ditambahnya, pencegahan Stunting dapat dilakukan dengan 2 intervensi yaitu intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik menyasar pada 1000 hari pertama kelahiran yang membutuhkan banyak gizi.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, DR. Dewi Aryani, M.Si mengingatkan kepada ibu-ibu agar mau berkorban dan mengutamakan kualitas hidup anak baik dari kesehatannya, asupan makanannya, pemeriksaan rutin ke bidan, dan pendidikannya.
“Ibu dan bapak harus bergotongroyong karena anak adalah masa depan. Kita harus ikhlas dalam melakukan semua itu,” pungkasnya. (DBS)