Metroheadlinenews.net Jakarta – Pameran karikatur yang mengedepankan rasa meriah dan menyenangkan adalah sebuah sikap demokrasi dalam menyambut pesta demokrasi lima tahunan Republik Indonesia.
Pameran karya seniman-seniman nasional yang diinisiasi oleh Irjen Pol Chryshnanda Dwi Laksana ini bertajuk “Gitu Aja Kok Repot, Politik Mesem, Adem Ayem”, sebagai refleksi para seniman terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi di tahun 2024.
“Sikapi politik dengan santai dan menyenangkan serta ringan melalui gambar karikatur atau kartun. Tentunya, memberikan kesejukan di tengah masyarakat,” kata panitia penyelenggara pameran, Kompol Akta Wijaya Pramasakti selaku perwakilan penyelenggara pameran karikatur “Gitu Aja Kok Repot” di Bundaran HI Jakarta, Minggu (24/9/24).
Dengan kartun dan karikatur yang menyentil nuansa politik, memancing senyum bagi siapapun yang melihat.
“Kita berharap pameran ini membuat politik d indonesia menjadi sejuk dan makin memperkuat persatuan dan kesatuan,” kata Serdik Sespimmen Dikreg-63 T.A 2023 ini.
Sebelumnya, Kasespim Lemdiklat Polri, Irjen Pol Chryshnanda Dwi Laksana mengatakan, pameran ini merupakan suatu refleksi dari para seniman kartunis, karikaturis, diantaranya ada GM Sudarta, Pramono R Pramoedjo, Itok Isdiyanto, Thomas Lionar, Non-o (Sudi Purwono), Anwar Rosyid dan Gatot Eko Cahyono (Gatote).
Mereka merupakan seniman dari penjuru tanah air, yakni dari Jakarta, Kalimantan, Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
“Kalaupun ada yang lama dan yang baru, tapi semua mengingatkan kita di era menjelang pemilu tahun 2024 perlu ada suatu kesepakatan bersama, bahwa pemilu merupakan pesta budaya dalam masyarakat yang demokratis untuk suksesi kepemimpinan,” katanya, Jum’at lalu (8/9/23).
Beberapa waktu lalu juga, pameran yang telah dilaksanakan terlebih dahulu dibeberapa kota di Indonesia sepert : Samarinda, Batam, Medan, Pekanbaru. Pontianak, Surabaya, Bandung. Pameran yang berlangsung sejak bulan agustus hingga September ini.
Disampaikan juga, karikatur “Gitu aja kok repot” merupakan anekdot dari Gusdur yang memiliki makna (bukan menggampangkan), tapi membuat segala sesuatu menjadi damai dan menjadi tenang tanpa mengesampingkan esensi politik di Indonesia.
“Kami sadari, ini merupakan model ‘cooling system’ menjelang pesta demokrasi yg memberi efek ‘menyejukkan’ dalam rangka membangun Pemilu Damai di tengah masyarakat,” kata Akta panggilan akrabnya.
Selain itu, kata eks Kapolsek Cikarang salah satu model pembelajaran tersendiri bagi rekan Serdik Sespimmen.
“Ini untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin sebagai kader Polri harapan masyarakat, nantinya setelah selesai melaksanakan pendidikan di Sespimmen Lemdiklat Polri, Amin,” pungkas eks Kanit di Polda Metro Jaya. (Mul)