JAKARTA, METROHEADLINE.NET – Untuk meningkatkan kualitas pelatihan kemandirian bagi warga binaan, tiga pembina dari Rutan Kelas I Cipinang mengunjungi Rumah Tempe Indonesia, Rabu (8/1). Kunjungan ini bertujuan mempelajari standar operasional prosedur (SOP) pembuatan tempe yang higienis dan sesuai standar industri.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bimbingan Kegiatan (BIMGIAT) yang rutin dilaksanakan Rutan Cipinang. Kepala Rutan Kelas I Cipinang, Irwanto Dwi Yhana Putra, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan wujud komitmen untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang aplikatif.
“Kami ingin memastikan warga binaan tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga mampu memproduksi tempe berkualitas tinggi yang kompetitif di pasar,” ujar Irwanto.
Di Rumah Tempe Indonesia, pembina mendapatkan penjelasan lengkap mengenai proses produksi tempe higienis, mulai dari pemilihan bahan baku, fermentasi, hingga pengemasan. SOP ini rencananya akan diadaptasi dalam pelatihan di Rutan Cipinang. Harapannya, warga binaan mampu menghasilkan produk tempe yang tidak hanya enak, tetapi juga memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.
Pelatihan kemandirian ini selaras dengan 13 Program Akselerasi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Agus Andrianto, khususnya dalam pemberdayaan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan. Program ini memberikan peluang kepada warga binaan untuk belajar, berkontribusi, dan mengembangkan keterampilan sebagai bekal kembali ke masyarakat.
Selain berdampak positif bagi warga binaan, kunjungan ini juga menjadi ajang bagi pembina BIMGIAT untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai produksi tempe higienis. Pengetahuan tersebut akan diterapkan dalam pelatihan dan sekaligus memperkuat kapasitas pembina dalam mengelola program pelatihan yang berorientasi pada hasil berkualitas.
Dengan pelatihan ini, diharapkan warga binaan Rutan Cipinang mampu menghasilkan produk yang kompetitif sekaligus memberikan manfaat nyata dalam mendukung program kemandirian dan ketahanan pangan nasional.