Tegal, Metroheadline.net – Kepala DP3KB Kab. Tegal, Ir. Khofifah, MM menjelaskan bahwa Stunting merupakan gagal tumbuh akibat kekurangan gizi. Namun demikian, Stunting bisa dicegah dengan 1000 hari pertama kehidupan atau dimulai dari kandungan. Hal tersebut dikatakannya dalam kegiatan sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana yang dihadiri warga Desa Kalisapu di halaman BLK Komunitas Kawit Annur, Desa Kalisapu, Kec. Slawi, Kab. Tegal, Minggu (29/10/2023).
“Kita harus memenuhi kebutuhan gizi karena pertumbuhan anak kita dimulai sejak janin hingga usia 24 bulan. Kecepatan pertumbuhan otak tersebut mencapai 80 persen pada masa 1000 hari pertama kehidupan sehingga anak-anak harus diperhatikan seperti memberikan ASI eksklusif, dan memeriksa kesehatan secara rutin,” jelas Khofifah.
Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Jawa Tengah, Agoes Poedjianto, S.H., M.Kes mengatakan, pasca ditunjuknya BKKBN oleh Presiden dalam program Percepatan penurunan Stunting, BKKBN langsung membentuk tim pendamping keluarga yang tugasnya mendampingi keluarga yang mempunyai resiko terjadinya Stunting. Para pendamping keluarga, kata Agus, ingin memastikan kebutuhan gizi seperti karbohidrat dan protein terpenuhi sesuai kebutuhan.
“Tim pendamping keluarga ini akan mencari keluarga yang beresiko memiliki Stunting. Yang perlu mendapatkan pendampingan adalah remaja yang memiliki masalah kesehatan, ibu hamil yang belum bisa memenuhi standar gizi, dan balita,” ujar Agus.
Untuk mencapai zero Stunting, tambah Agus, BKKBN saat ini sedang berfokus mencari bapak atau bunda asuh anak Stunting (BAAS) dan donatur yang mau menyisihkan rejekinya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan membantu menurunkan angka Stunting.
“Melalui bantuan tim penggerak PKK, nantinya akan dicari siapa yang bersedia membantu untuk disalurkan kepada orang yang membutuhkan,” tambahnya.
Analis Kebijakan Ahli Muda Biro Hukum, Organisasi, Dan Tatalaksana BKKBN, Ulil Abshar, S.IP mengatakan, akibat dari kekurangan gizi akan menimbulkan Stunting. Menurutnya, Stunting bukanlah penyakit namun kesalahan dalam pola asuh. Oleh karenanya ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah Stunting untuk menuju Indonesia emas.
“Anak-anak Stunting ini tidak bisa berkembang secara optimal karena tempurung otaknya menutup akibat kekurangan gizi. Bahkan akibat dari Stunting, berdasarkan penelitian penghasilan orang yang Stunting lebih rendah 20 persen,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Dewi Aryani, M.Si mengatakan, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh sangat penting dan harus dilakukan setiap orang. Selain itu, BKKBN telah menghimbau agar pasangan keluarga bisa menjaga jarak kehamilan dengan mengukur kemampuan.
“Semua itu harus direncanakan dalam keluarga supaya keluarga kita terbentuk dan terbangun menjadi keluarga berkualitas. Jika keluarga kita sehat dan berkualitas, maka mencapai Indonesia emas bukanlah hal yang mustahil,” pungkasnya. (red)