Klinik Utama SMC Meluncurkan Layanan Rehabilitasi Stroke Terintegratif dan Terlengkap

Jakarta, JNcom – Klinik Utama SMC dengan bangga mengumumkan peresmian pusat rehabilitasi stroke terintegratif yang menggabungkan pengobatan timur dan barat. Peresmian ini dilakukan oleh Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.N, MARS, MH, selaku Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), di sela-sela seminar tentang Stroke yang diadakan di Klinik Utama SMC, Pluit, Jakarta Utara.

Dalam sambutannya, Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.N, MARS, MH memberikan apresiasi kepada Klinik Utama SMC atas komitmennya terhadap kesembuhan semua lapisan masyarakat. Klinik Utama SMC juga meluncurkan layanan biaya sukarela pada hari-hari tertentu, sebagai bentuk dedikasi untuk memberikan akses kesehatan yang lebih luas.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stroke adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya.

“Kehadiran pusat rehabilitasi stroke terintegratif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penanganan dan pencegahan stroke di Indonesia” ucap Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.N, MARS, MH.

Pusat rehabilitasi ini menawarkan layanan komprehensif terbaik dan terlengkap di bawah satu atap, memadukan berbagai metode pengobatan stroke efektif terbaik yang diterapkan di berbagai negara. Layanan yang tersedia meliputi terapi ozone, terapi hiperbarik, terapi hidrokolon, terapi low level laser, terapi sel , terapi presso, akupunktur metoda Xing Nao Kai Qiao (XNKQ), Traditional Chinese Medicine (TCM), Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), fisioterapi, neuroplasticity training, terapi okupasi, dan gaming therapy. Setiap terapi memiliki fungsi dan kegunaan yang spesifik dalam rehabilitasi stroke, membantu pasien untuk mencapai pemulihan optimal.

Selain dengan modalitas yang lengkap dan dokter ahli berpengalaman, Klinik Utama SMC bukan hanya fokus pada rehabilitasi, namun juga menyediakan layanan pencegahan stroke yang lengkap, termasuk Sleep Apnea Test. Penanganan Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang tepat dapat mengurangi risiko stroke hingga 60%. (DBS)