Kabupaten Merangin, Metroheadline.net – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi bersama Anggota Komisi IX DPR RI H. Handayani, SKM., MPH kembali menggelar kegiatan sosialisasi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana).
Kegiatan sosialisasi berlangsung di Aula Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Sabtu (28/9/2024). Sejumlah narasumber dihadirkan dalam kegiatan sosialisasi tersebut yaitu H. Handayani, SKM., MPH (Anggota Komisi IX DPR RI), Drs. Putut Riyatno, M.Kes (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi),
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Drs. Putut Riyatno, M.Kes meyakini bahwa angka Stunting di Provinsi Jambi akan turun jika program Bangga Kencana berhasil dengan baik. Dalam program tersebut, salah satunya menekankan agar tidak menikah di usia muda karena akan menimbulkan resiko terjadinya Stunting. Selain itu, hamil di usia terlalu muda atau terlalu tua juga beresiko, hamil terlalu dekat jaraknya antara anak yang satu dengan anak lainnya, serta tidak memiliki anak terlalu banyak.
BKKBN Provinsi Jambi, kata Putut, penurunan angka Stunting di Provinsi Jambi untuk tahun 2024 ditargetkan harus mencapai 12 persen, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi. Hal itu sejalan dengan Perpres nomor 72 Tahun 2021 tentang Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) yang menargetkan penurunan prevalensi stunting nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024. Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi antar satgas stunting bersama dengan Pemda dan lintas sektor.
“Provinsi Jambi sendiri ditargetkan untuk menurunkan angka stunting dari baseline 13,5 persen pada tahun 2023 menjadi 11,9 persen pada tahun 2025, dan 3,5 persen pada tahun 2045,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI H. Handayani, SKM., MPH mendorong terciptanya kolaborasi bersama-sama demi terwujudnya generasi yang memiliki daya saing dengan negara lain. Menurutnya, generasi muda berkualitas tak lahir secara kebetulan, namun generasi muda berkualitas harus disiapkan dimulai dari keluarga yang berkualitas.
“Semua memiliki keterlibatan dan memiliki peran penting dalam menanggulangi stunting. Sinergitas diperlukan untuk mengintervensi aspek sensitif dan spesifik dari pencegahan stunting. Kolaborasi eksekutif dan legislatif dalam mengadvokasi pemerintah daerah diharapkan memberi daya ungkit yang signifikan dalam menurunkan angka stunting menjadi 14% di tahun 2024,” jelasnya. (DBS)